-
Saham Bagus Lagi Murah, Dividennya Royal, Diramal ke Rp 12.000-an
Monday, September 15, 2025 09:34 WIB
JAKARTA, investor.id -Saham PT Bank Central Asia Tbk () atau BCA memang berhasil menghijau dalam tiga hari bursa terakhir, 10-12 September 2025. Tapi saham bank swasta terbesar di RI ini masih tertekan.
Saham berkode melemah 7,31% dalam satu bulan, merosot 12,43% dalam tiga bulan, dan anjlok 18,09% untuk periode tahun berjalan (ytd). Per Jumat (12/9/2025), saham BCA diparkir di Rp 7.925. Asing mencatatkan net sell Rp 27,25 triliun ytd.
Secara valuasi, saham BCA lagi murah dibandingkan biasanya. Rasio price to book value (PBV) di posisi 3,73 kali. Dan price earning ratio (PER) 17,15 kali (TTM). Berdasarkan data pada aplikasi Stockbit Sekurtias, angka-angka itu ada di bawah -2 PBV standard deviation dan -2 PE standard deviation rata-rata tiga tahun terakhir yakni masing-masin 4,04 dan 17,94.
Di sisi lain,Bank Central Asia (BCA) tetap berkomitmen untuk membagikan dividen jumbo kepada pemegang sahamnya. Namun, perseroan tetap mempertimbangkan sejumlah aspek, dari permodalan, ekspansi bisnis ke depan, hingga kepentingan pemegang saham.
Wakil Presiden Direktur BCA John Kosasih mengungkapkan, setiap tahun pembagian dividen bank bersandi saham ini terus mengalami peningkatan. Dalam satu tahun, perseroan membayarkan dua kali dividen, yakni dividen interim dan juga dividen final. Hal ini juga menarik bagi para investor karena memiliki cash flow yang bisa digunakan untuk menginvestasikan lagi dividen interimnya, termasuk kembali berinvestasi di saham .
"Rentabilitas BCA itu terjaga baik, year to date juga baik, kemampuan bayar dividen baik. Dividend payout ratio relatif tinggi ya 68%, kami harapkan dividend payout ratio ini dapat terus dipertahankan dengan baik," tutur John pada Public Expose Live 2025, Kamis (11/9/2025).
Secara historis, BCA juga merupakan bank yang royal membagikan dividen, lantaran selalu mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan kinerja keuangannya. Pada tahun buku 2024, BCA membagikan dividen tunai sebesar Rp 300 per saham atau naik 11,11% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 270 per saham.
Saham dinilai masih prospektif dalam jangka menengah dan panjang, seiring kuatnya pendanaan dan penerapan manajemen risiko tepat sasaran. Saham masih mendapatkan rekomendasi positif.
CLSA menilai, memiliki rekam jejak kuat dalam hal pendanaan yang dapat menopang pertumbuhan kredit. Ini merupakan hasil dari memberikan layanan prima ke nasabah, terutama pembayaran dan penyelesaian transaksi. " kini menjadi bank bereputasi terbaik dalam hal transaksi," tulis CLSA dalam risetnya.
CLSA juga menilai bahwa adalah bank yang paling hati-hati di Indonesia. Perseroan memiliki standar pengucuran kredit solid untuk mengelola risiko tanpa mengorbankan pertumbuhan. Hal itu sudah teruji saat pandemi. Kala itu, kualitas aset lebih baik dibandingkan para pesaing.
CLSA mempertahankan rekomendasi outperform untuk saham dengan target harga Rp 12.100. ROE diprediksi mencapai 21%, risk free rate 75%, dan market risk premium 5%.
Menurut CLSA , fundamental kuat menjustifikasi valuasi premium sahamnya. Selain itu, rasio kecukupan modal sangat kuat, yaitu mencapai 28,4%. Ini membuka jalan pembagian dividen besar dalam beberapa tahun ke depan.
Sumber : investor.id