Kabar Komoditas Sepekan: Harga Minyak hingga Emas Kompak Naik
Sunday, June 16, 2024       21:01 WIB

IDXC hannel - Komoditas energi utama menguat pada perdagangan sepekan. Memasuki akhir kuartal I-2024, Jumat (14/6/2024) harga minyak mentah menguat. Harga minyak sawit dan batu bara juga mengalami kenaikan.
Minyak Mentah
Harga minyak mentah naik di atas 3 persen dalam sepekan ini, dengan minyak Brent menguat 3,87 persen dan minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 3,77 persen.
Minyak mentah Brent ditutup melemah pada perdagangan Jumat (14/6/2024) di sekitar USD82,62 per barel. Adapun minyak mentah WTI diperdagangkan di kisaran USD78,45 per barel pada hari yang sama.
Minyak mentah berjangka WTI dan Brent turun sekitar 0,2 persen yang merupakan reaksi terhadap data penurunan sentimen konsumen Amerika Serikat (AS) ke level terendah tujuh bulan pada Juni.
Namun, harga minyak mengakhiri minggu ini dengan kenaikan lebih dari 3 persen dan menandai kenaikan mingguan tertinggi sejak April.
Prospek peningkatan permintaan bahan bakar musim panas dalam beberapa minggu mendatang melebihi ketidakpastian di pasar mengenai waktu dan tingkat penurunan suku bunga AS.
Awal pekan ini, Badan Informasi Energi (EIA) AS merevisi perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global untuk 2024 menjadi 1,1 juta barel per hari, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 900.000 barel per hari. Prospek permintaan juga diproyeksi meningkat untuk negara-negara Asia, tidak termasuk Jepang.
Di sisi pasokan, Rusia berkomitmen untuk memenuhi kewajiban produksinya berdasarkan perjanjian OPEC +, setelah melampaui kuota produksi pada Mei. Selain itu, data resmi menunjukkan stok minyak mentah, bensin, dan sulingan AS meningkat lebih dari perkiraan pada minggu lalu.
Batu Bara
Harga batu bara berjangka Newcastle menguat 1,62 persen secara mingguan di kisaran USD135,15 per ton.
Meski masih naik, namun harga batu bara berjangka Newcastle turun setelah sebelumnya sempat menembus level USD140 per ton.
Level harga batu bara saat ini menjadi yang terendah dalam dua bulan, didorong oleh proyeksi penurunan permintaan batu bara metalurgi China selama tiga tahun berturut-turut.
Penurunan ini disebabkan oleh stagnasi pada sektor properti dan infrastruktur. Selain itu, peningkatan pasokan dari pusat produksi terkemuka China diperkirakan terjadi setelah kuartal pertama yang lemah.
Negara ini juga mengumumkan rencana untuk meningkatkan pengukuran kandungan karbon dalam produk-produknya, sebuah langkah penting untuk mencapai tujuan iklimnya dan mematuhi standar karbon internasional yang lebih ketat.
Di sisi lain, impor batu bara China pada Mei naik 11 persen pada April karena penurunan produksi dalam negeri.
CPO
Harga minyak sawit berjangka Malaysia alias crude palm oil (CPO) diperdagangkan melemah 0,75 persen di level 3.946 ringgit Malaysia per ton dalam sepekan terakhir.
Minyak sawit berjangka Malaysia naik mendekati 4.000 ringgit Malaysia per ton menyusul penurunan pada hari sebelumnya, dibantu oleh melemahnya nilai tukar ringgit.
Para trader juga berharap pembeli utama seperti India dan China yang diproyeksi akan meningkatkan pesanan pada bulan ini karena persediaan mereka berkurang.
Namun untuk minggu ini, kontrak tersebut menuju penurunan kedua berturut-turut, karena penurunan harga minyak kedelai di bursa Dalian dan CBoT.
Laporan mengatakan kecepatan pemrosesan kedelai AS meningkat pada Mei dari level terendah dalam 7 bulan pada April, dengan beberapa pabrik penghancur kembali beroperasi.
Sementara itu, perkiraan ekspor yang lebih rendah pada Juni muncul setelah data dari Intertek Testing Services dan AmSpec Agri menunjukkan pengiriman turun antara 20,4 hingga 21,6 persen untuk periode 1-10 Juni dari bulan Mei.
Pada saat yang sama, produksi dalam beberapa bulan mendatang bisa lebih tinggi dari ekspektasi industri karena data Mei menunjukkan produksi melonjak 13,8 persen menjadi 1,7 juta ton, terbesar dalam 6 bulan. Pasar akan tutup pada Senin mendatang karena hari raya Idul Adha.
Emas
Harga emas di pasar spot naik 1,71 persen dalam sepekan di level USD2.332,23 per troy ons.
Emas naik di atas USD2.310 per troy ons pada Jumat, setelah jatuh lebih dari 1 persen di sesi sebelumnya.
Emas kini berada di jalur kenaikan mingguan pertama dalam empat minggu karena investor menilai angka inflasi AS lebih rendah dari perkiraan dibandingkan dengan proyeksi penurunan suku bunga terbaru The Federal Reserve (The Fed).
Data pada Kamis (13/6/2024) menunjukkan PPI AS secara tak terduga turun pada Mei di tengah rendahnya biaya energi, yang mengindikasikan bahwa tekanan inflasi terus mereda.
Hal ini menyusul data inflasi konsumen yang lebih rendah dari perkiraan yang dirilis Rabu lalu.
Namun, proyeksi dot-plot terbaru dari anggota FOMC mengungkapkan bahwa, rata-rata mereka mengantisipasi hanya satu kali penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada tahun ini, dengan empat anggota memperkirakan tidak ada penurunan suku bunga sama sekali.

Sumber : Idxchannel