IHSG Ambruk Tertekan Kinerja Emiten Perbankan
Thursday, February 27, 2025       17:53 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) ambruk pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (27/2/2025).
IHSG ditutup turun 1,83% ke level 6.485,45. Sebanyak 413 saham turun, 196 saham naik, dan 184 tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 13 triliun yang melibatkan 18,87 miliar saham dalam 1,15 juta kali transaksi.
Hampir seluruh sektor bernasib nahas hari ini. Finansial memimpin penurunan dengan merosot sebesar. Lalu diikuti oleh utilitas dan kesehatan.
Saham bank jumbo hari ini kompak terpantau berada di zona merah. turun 4,97% dan menyeret turun IHSG sebanyak 29,20 indeks poin. Lalu Bank Mandiri turun 5,38% dan berkontribusi 23,23 indeks poin terhadap penurunan IHSG .
Lalu saham turun 2,85% dan berkontribusi 16,27 indeks poin terhadap penurunan IHSG .
Adapun tekanan IHSG hari ini seiring dengan aksi jual asing. Dalam tiga hari terakhir, asing terus mencatatkan net sell asing yakni Rp3,47 triliun pada Senin (24/2), sebesar Rp1,6 triliun pada Selasa (25/2) dan sebesar Rp 323,56 miliar pada Rabu kemarin. Tekanan jual ini menandakan masih adanya kekhawatiran terhadap pasar Indonesia.
IHSG pekan ini memang terbilang banjir sentimen negatif. Morgan Stanley resmi menurunkan peringkat saham Indonesia dalam indeks Morgan Stanley Capital International ( MSCI ) dari equal-weight (EW) menjadi underweight (UW). Keputusan ini didasarkan pada prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang melemah serta meningkatnya tekanan terhadap profitabilitas sektor siklikal.
Dalam laporan terbarunya, Morgan Stanley menyoroti bahwa return on equity (ROE) saham-saham di China mulai pulih berkat efisiensi operasional dan perbaikan neraca keuangan, sementara Indonesia justru menghadapi perlambatan ekonomi yang berdampak negatif pada sektor siklikal.
Sementara itu tekanan terhadap sektor perbankan seiring dengan mencuatnya kembali isu likuiditas. Data Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa dana pihak ketiga (DPK) perorangan terkontraksi 2,6% yoy pada Januari 2025, lebih dalam dibandingkan kontraksi 2,1% yoy pada Desember 2024. Sebaliknya, DPK korporasi tumbuh 14,2% yoy, menunjukkan adanya pergeseran likuiditas di pasar keuangan.
Kontraksi DPK perorangan itu terjadi di tengah upaya industri perbankan Tanah Air mencari dana murah untuk menjaga profitabilitas tahun ini.
(fsd/fsd)

Sumber : www.cnbcindonesia.com

berita terbaru
Wednesday, Mar 12, 2025 - 10:49 WIB
Financial Statements Full Year 2024 of DCII
Wednesday, Mar 12, 2025 - 10:48 WIB
Kepemilikan Saham 28 Februari 2025 BIPI
Wednesday, Mar 12, 2025 - 10:43 WIB
Kepemilikan Saham 28 Februari 2025 PPGL
Wednesday, Mar 12, 2025 - 10:37 WIB
Kepemilikan Saham 28 Februari 2025 AADI
Wednesday, Mar 12, 2025 - 10:35 WIB
Kepemilikan Saham 28 Februari 2025 MAPB
Wednesday, Mar 12, 2025 - 10:17 WIB
Emiten Batu Bara Buka-bukaan Laba hingga Royalti
Wednesday, Mar 12, 2025 - 10:15 WIB
GOTO Punya Update Penting Hari Ini
An error occurred.