Harga Emas Tergelincir Setelah Rilis Data Ketenagakerjaan AS
Saturday, October 05, 2024       09:00 WIB

NEW YORK , investor.id - Harga emas tergelincir pada Jumat (4/10/2024). Setelah rilis laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan. Hal itu mengurangi harapan akan pemangkasan suku bunga besar-besaran dari The Fed pada bulan depan. Ditambah lagi, penguatan dolar AS turut menekan harga emas.
Dikutip dari Reuters, harga emas spot turun 0,2% menjadi US$ 2.649,69 per ons pada pukul 17.57 GMT. Setelah pekan lalu sempat mencapai rekor tertinggi harga emas sepanjang masa (all time high/ATH) di level US$ 2.685,42. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup turun 0,4% pada US$ 2.667,8.
Pertumbuhan lapangan kerja di AS meningkat pada September, dan tingkat pengangguran turun menjadi 4,1%. Hal ini semakin mengurangi tekanan bagi The Fed untuk melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan kebijakan yang dijadwalkan 6-7 November mendatang.
 Trader logam independen yang berbasis di New York Tai Wong mengatakan, harga emas tertekan setelah laporan tenaga kerja yang kuat tampaknya mengunci pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps pada November.
"Revisi data bulan lalu juga menunjukkan peningkatan, yang belum terjadi dalam beberapa bulan terakhir, sementara tingkat pengangguran menurun meskipun partisipasi tenaga kerja tetap datar," ungkap Wong.
Indeks dolar melonjak ke level tertinggi dalam tujuh minggu setelah data tersebut dirilis, membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Kini, traders hampir menghilangkan harapan pemangkasan suku bunga 50 bps pada November, turun dari ekspektasi sebelumnya sebesar 28% sebelum data ketenagakerjaan dirilis.
"Kita sedang menuju akhir pekan dengan ketegangan geopolitik yang memanas, dan hal ini sangat membatasi ruang bagi para pelaku pasar untuk menjual emas," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.
Serangan Militer Israel
Di sisi lain, serangan militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan setidaknya 29 warga Palestina, sementara sirine berbunyi di Israel sebagai respons terhadap serangan roket yang diluncurkan dari wilayah tersebut.
Emas sering digunakan sebagai investasi safe-haven selama masa ketidakstabilan politik dan cenderung menguat dalam lingkungan suku bunga rendah.
"Jika faktor geopolitik mempengaruhi pasar akhir pekan ini, harga emas bisa dengan mudah naik ke US$ 2.700 dan berpotensi mencetak rekor tertinggi baru," ujar Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures.
Sementara itu, harga logam mulia lainnya, yaitu perak spot naik 0,5% menjadi US$ 32,21 dan berada di jalur untuk mencatatkan keuntungan mingguan. Sedangkan Platinum turun 0,1% menjadi US$ 989,33, dan palladium stabil di US$ 1.000.

Sumber : investor.id