Harga Emas Tembus Rekor Tertinggi, Investor Ramai-Ramai Berburu Aset Safe Haven
Friday, January 31, 2025       08:53 WIB

NEW YORK , investor.id - Harga emas terbang hingga menembus rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada Kamis (30/1/2025). Hal itu seiring meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah ancaman tarif baru dari Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari Reuters, fokus investor juga tertuju pada laporan inflasi yang akan memberikan petunjuk terkait kebijakan suku bunga The Fed.
Harga emas spot melonjak 1,3% menjadi US$ 2.794,42 per ons, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.798,24 di awal sesi perdagangan. Sebelumnya, rekor tertinggi tercatat di level US$ 2.790 yang terjadi pada Oktober 2024.
Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup melesat 1,8% ke level US$ 2.845,20.
Analis senior di Kitco Metals Jim Wyckoff menyebutkan, ketidakpastian yang semakin tinggi terkait kebijakan perdagangan dan luar negeri pemerintahan Trump menjadi pemicu utama kenaikan harga emas dan perak.
"Selain itu, ada aksi beli teknikal yang mendorong harga naik lebih lanjut," ujarnya.
Pekan ini, Gedung Putih mengumumkan rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif tinggi terhadap Meksiko dan Kanada mulai Sabtu (1/2/2025). Selain itu, pemerintah AS juga mempertimbangkan kebijakan serupa terhadap China, yang semakin meningkatkan kecemasan pasar.
Indeks dolar AS melemah 0,2%, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun ke level terendah dalam lebih dari satu bulan.
Emas Kembali Bersinar
"Emas kembali bersinar sebagai aset safe-haven, dengan investor mencari perlindungan di tengah ketidakpastian pasar," kata Susannah Streeter, Kepala Pasar Uang dan Investasi di Hargreaves Lansdown.
The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada Rabu (29/1/2025), sesuai dengan ekspektasi pasar. Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan, tidak ada urgensi untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Data terbaru menunjukkan, pertumbuhan ekonomi AS melambat pada kuartal IV-2024. Namun, analis memperkirakan permintaan domestik yang kuat akan membuat The Fed tetap berhati-hati dalam memangkas suku bunga.
Kini, investor menantikan laporan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS untuk Desember, yang dijadwalkan rilis pada Jumat (31/1/2025). Laporan ini akan menjadi indikator penting bagi kebijakan moneter The Fed ke depan.
Di pasar logam lainnya, harga perak melejit 2,5% menjadi US$ 31,56 per ons, Platinum terkerek 2,5% ke US$ 970,15, sementara palladium naik 2,6% menjadi US$ 987,25.
Wyckoff menambahkan, kenaikan harga emas dan perak turut mendorong minat beli di pasar platinum dan palladium. "Efek limpahan dari reli emas dan perak menjadi faktor utama yang mengangkat harga logam lainnya," pungkasnya.

Sumber : investor.id

berita terbaru
Wednesday, Mar 12, 2025 - 11:02 WIB
Kepemilikan Saham 28 Februari 2025 ESTA
Wednesday, Mar 12, 2025 - 10:58 WIB
Kepemilikan Saham 28 Februari 2025 KPIG
Wednesday, Mar 12, 2025 - 10:57 WIB
Kepemilikan Saham 28 Februari 2025 BRMS
Wednesday, Mar 12, 2025 - 10:56 WIB
Financial Statements Full Year 2024 of CBUT
Wednesday, Mar 12, 2025 - 10:52 WIB
Financial Statements Full Year 2024 of RATU
Wednesday, Mar 12, 2025 - 10:50 WIB
Kepemilikan Saham 28 Februari 2025 SQMI
Wednesday, Mar 12, 2025 - 10:49 WIB
Financial Statements Full Year 2024 of DCII
Wednesday, Mar 12, 2025 - 10:48 WIB
Kepemilikan Saham 28 Februari 2025 BIPI
Wednesday, Mar 12, 2025 - 10:43 WIB
Kepemilikan Saham 28 Februari 2025 PPGL