-
BBCA Siap Loncat, Target Harga Masih Jauh
Monday, September 15, 2025 09:25 WIB
JAKARTA, investor.id -PT Bank Central Asia Tbk () atau BCA dinilai berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai target, bahkan bisa melampaui proyeksi dalam rencana bisnis bank tahun ini.
BCA terkenal dengan bisnis model yang prudent dan konservatif dalam membuat rencana bisnis. "BCA sering kali mencapai target dari sisi penyaluran kredit hingga bottom line ," ungkap analis Trimegah Sekuritas, Jonathan Gunawan dalam keterangannya, yang dikutip pada Minggu (14/9/2025).
Menurut dia, manajemen BCA tetap menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini sebesar 6-8%. Padahal, sepanjang semester I-2025, penyaluran kredit oleh emiten berkode saham tersebut telah mencapai 12,9%.
"Target pertumbuhan kredit tahun ini kemungkinan besar tercapai, bahkan bisa terlampaui," ucapnya.
Adapun pertumbuhan kredit selama semester I-2025 disokong oleh sektor produktif, terutama segmen korporasi yang bertumbuh 16,1% yoy, segmen komersial dengan pertumbuhan 12,6%, dan SME sebesar 11,1%. Sedangkan segmen konsumer tumbuh moderat 7,6%.
"Menariknya, segmen kredit SME tumbuh jauh di atas rata-rata industri perbankan. Ini karena banyak melakukan take over kredit SME berkualitas baik. Price kredit SME cukup kompetitif, sehingga pangsa pasar di SME bisa tumbuh di industri perbankan," sebut Jonathan.
Dari sisi pendanaan, dana murah () mencapai Rp 982 triliun dengan rasio 82,5% terhadap total dana pihak ketiga (DPK). L oan to deposit ratio (LDR) sebesar 78%. Total secondary reserves & marketable securities mencapai Rp 433 triliun atau 29% dari total aset.
"Likuiditas perseroan sangat ample , sehingga tidak perlu terlibat dalam kompetisi bunga deposito yang ketat. Likuiditas ini juga lebih dari cukup untuk mendukung ekspansi kredit," kata dia.
Hingga semester I-2025, BCA () mencetak laba bersih Rp 29 triliun atau tumbuh 8% yoy. Net interest income meningkat 7%. N on-interest income melonjak 10,6% berkat peningkatan fee based income dan trading income . Rasio kredit bermasalah (NPL) masih terjaga sebesar 2,2% dengan coverage ratio 167%.
Dengan kondisi ekonomi makro semester II-2025 yang diprediksi makin membaik, maka bakal terjadi peningkatan kualitas kredit di industri perbankan, termasuk .
"Jika kualitas kredit membaik, pencadangan bisa dikurangi pada semester II sehingga memberi ruang lebih pada pertumbuhan laba. Hal ini sesuai dengan pernyataan manajemen yang menyebutkan bahwa pencadangan akan dijaga pada level cukup," tutur dia.
Sementara itu, di lantai bursa, saham pada perdagangan Jumat (12/9/2025) ditutup menguat Rp 75 (0,9%) ke level Rp 7.925.
Target Harga
Saham dinilai masih prospektif dalam jangka menengah dan panjang, seiring kuatnya pendanaan dan penerapan manajemen risiko tepat sasaran. Saham masih mendapatkan rekomendasi positif.
CLSA menilai, memiliki rekam jejak kuat dalam hal pendanaan yang dapat menopang pertumbuhan kredit. Ini merupakan hasil dari memberikan layanan prima ke nasabah, terutama pembayaran dan penyelesaian transaksi.
" kini menjadi bank bereputasi terbaik dalam hal transaksi," tulis CLSA dalam risetnya.
CLSA juga menilai bahwa adalah bank yang paling hati-hati di Indonesia. Perseroan memiliki standar pengucuran kredit solid untuk mengelola risiko tanpa mengorbankan pertumbuhan. Hal itu sudah teruji saat pandemi. Kala itu, kualitas aset lebih baik dibandingkan para pesaing.
CLSA mempertahankan rekomendasi outperform untuk saham dengan target harga Rp 12.100. ROE diprediksi mencapai 21%, risk free rate 75%, dan market risk premium 5%.
Menurut CLSA , fundamental kuat menjustifikasi valuasi premium sahamnya. Selain itu, rasio kecukupan modal sangat kuat, yaitu mencapai 28,4%. Ini membuka jalan pembagian dividen besar dalam beberapa tahun ke depan.
Sumber : investor.id