- Yen melemah tajam meski BOJ menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 30 tahun, karena pasar menilai sikap bank sentral kurang hawkish.
- Kurs dolar, euro, dan pound melonjak terhadap yen, memicu spekulasi potensi intervensi pemerintah Jepang di pasar valuta asing.
- Pasar global relatif stabil, dengan euro dan pound bergerak terbatas, sementara kripto menguat dan dolar AS cenderung datar.
Ipotnews - Yen melemah tajam terhadap dolar AS dan mata uang utama lainnya pada Jumat (19/12) akhir pekan ini setelah Bank of Japan (BOJ) menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 30 tahun, namun tidak memberikan kejelasan mengenai arah kenaikan suku bunga selanjutnya.
Yen tertekan terhadap dolar setelah BOJ menaikkan suku bunga kebijakannya menjadi 0,75% dari sebelumnya 0,5%, sebuah langkah yang sebenarnya sudah banyak diperkirakan oleh para pembuat kebijakan, sehingga mendorong aksi jual oleh pelaku pasar.
Pelemahan mata uang Jepang semakin berlanjut setelah konferensi pers Gubernur BOJ Kazuo Ueda, yang menyampaikan pernyataan samar terkait waktu dan kecepatan kenaikan suku bunga berikutnya, serta hanya menegaskan bahwa peluang pengetatan lanjutan masih terbuka.
Dolar AS sempat menguat hingga 157,67 yen, level tertinggi dalam empat pekan dan berada di jalur penguatan harian terbesar sejak awal Oktober. Terakhir, dolar tercatat naik 1,23% ke 157,535 yen.
Euro mencetak rekor tertinggi di 184,71 yen, sementara franc Swiss menyentuh level tertinggi sepanjang masa di 197,23 yen. Pound sterling naik hingga 1,36% ke level tertinggi sejak 2008 di 210,96 yen.
"Saya pikir sebagian besar mata uang sedang berkonsolidasi, tetapi yang paling menonjol tentu saja yen," kata Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Global Forex, New York.
"BOJ memberikan kenaikan suku bunga seperti yang diharapkan semua pihak dan mengindikasikan akan terus menaikkan suku bunga jika perekonomian berkembang sesuai perkiraan. Namun yen justru melemah secara menyeluruh. Banyak pelaku pasar menilai BOJ tidak cukup hawkish," tambahnya.
Dalam pernyataannya pada Jumat, BOJ mempertahankan pandangannya bahwa inflasi inti akan bergerak mendekati target 2% pada paruh kedua periode proyeksi tiga tahunnya hingga tahun fiskal 2027. BOJ kembali menegaskan bahwa suku bunga riil masih berada di level "sangat rendah" meski sudah dinaikkan, serta berkomitmen melanjutkan pengetatan jika pertumbuhan ekonomi dan inflasi berjalan sesuai proyeksi.
Namun, pernyataan tersebut belum mampu menghentikan pelemahan yen. Para pelaku pasar mulai mempertimbangkan kemungkinan intervensi otoritas untuk menopang mata uang setelah yen menembus level 155 per dolar pada November. Terakhir kali otoritas Jepang melakukan intervensi pasar adalah pada Juli 2024, ketika nilai tukar dolar terhadap yen mencapai 161,96, level tertinggi sejak pertengahan 1980-an.
Menteri Keuangan Jepang Satsuki Katayama pada Jumat memperingatkan bahwa Tokyo akan mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi volatilitas berlebihan di pasar valuta asing. "Kami akan merespons secara tepat terhadap pergerakan yang berlebihan, termasuk yang didorong oleh spekulan," ujarnya.
"Kami justru melihat narasi BOJ yang cenderung dovish ini akan memudar," kata Elias Hadad, kepala strategi pasar global di BBH, dalam catatan kepada investor. "Menurut kami, ambang batas untuk kenaikan suku bunga BOJ berikutnya tergolong rendah. Pertama, BOJ menegaskan bahwa risiko terhentinya perilaku penetapan upah yang aktif oleh perusahaan relatif kecil, yang mengindikasikan tekanan upah dan inflasi akan tetap bertahan. Kedua, Gubernur Ueda menegaskan bahwa suku bunga kebijakan masih cukup jauh dari batas bawah kisaran suku bunga netral."
Para pemimpin Uni Eropa pada Jumat memutuskan untuk menerbitkan utang guna mendanai pertahanan Ukraina melawan Rusia selama dua tahun ke depan, alih-alih menggunakan aset Rusia yang dibekukan, sehingga menghindari perpecahan terkait rencana kontroversial pendanaan Kyiv menggunakan dana kedaulatan Rusia.
Euro stabil di level US$1,1720. Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde pada Kamis tidak memberikan panduan kebijakan ke depan dan menyatakan semua opsi tetap terbuka, sekaligus menahan dorongan dari anggota yang lebih hawkish. ECB mempertahankan suku bunga acuannya di 2%, sesuai ekspektasi pasar.
Pound sterling bergerak fluktuatif sebelum akhirnya stabil di US$1,3388 setelah Bank of England memangkas suku bunga menjadi 3,75%, sesuai perkiraan. Namun, keputusan tersebut diambil dengan selisih suara yang lebih ketat dari perkiraan pasar, sehingga dapat membatasi ruang pelonggaran lanjutan.
Semalam, dolar AS sempat melemah menyusul penurunan inflasi AS yang tajam dan tidak terduga, tetapi investor meragukan keandalan data tersebut karena proses pengumpulan data terganggu oleh penutupan pemerintahan AS, sehingga pelemahan dolar pun tidak bertahan lama.
Di tempat lain, dolar Australia menguat 0,06% terhadap dolar AS ke US$0,66175, sementara dolar Selandia Baru melemah 0,23% ke US$0,57619. Dolar AS tercatat stabil di level 7,0342 terhadap yuan China offshore.
Di pasar kripto, bitcoin naik 2,77% ke US$87.978,94, sementara ethereum melonjak 5,73% ke US$2.991,88.
(reuters/AI)
Sumber : admin