Wall Street Terkatrol Potensi Pemotongan Suku Bunga, S&P 500 dan Nasdaq Cetak Rekor Baru
Wednesday, September 10, 2025       04:25 WIB
  • Rekor baru Wall Street: S&P 500 ditutup naik 0,27% ke 6.512,61 dan Nasdaq menguat 0,37% ke 21.879,49, keduanya mencatat penutupan tertinggi sepanjang sejarah; Dow Jones ikut naik 0,43% ke 45.711,34.
  • Sentimen utama: Reli saham UnitedHealth, revisi data tenaga kerja AS yang melemah, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed mendorong optimisme pasar.
  • Pergerakan saham: JPMorgan (+1,7%) dan Nebius (+50%) melejit, sementara Apple (-1,5%), Broadcom (-2,6%), dan Albemarle (-11,5%) terkoreksi; Oracle melonjak 12% di perdagangan pasca-penutupan.

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street semringah, Selasa, dengan S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor penutupan tertinggi, didorong reli saham UnitedHealth serta revisi data ketenagakerjaan yang semakin memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga untuk menopang pertumbuhan ekonomi.
Indeks berbasis luas S&P 500 naik 0,27% atau 17,46 poin menjadi 6.512,61, penutupan tertinggi sepanjang Sejarah, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Selasa (9/9) atau Rabu (10/9) pagi WIB.
Sementara Nasdaq Composite Index menguat 0,37% atau 80,79 poin menjadi 21.879,49, juga rekor baru. Sedangkan Dow Jones Industrial Average meningkat 0,43% atau 196,39 poin jadi 45.711,34.
Sebanyak 8 dari 11 sektor di S&P 500 ditutup menguat, dipimpin komunikasi yang melesat 1,64%, diikuti sektor utilitas yang bertambah 0,71%. Secara tahun berjalan, S&P 500 melambung sekitar 11%, sementara Nasdaq melejit 13%.
Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan bahwa perekonomian kemungkinan menciptakan 911.000 pekerjaan lebih sedikit dalam 12 bulan hingga Maret dibanding perkiraan sebelumnya. Hal ini mengindikasikan pertumbuhan lapangan kerja melambat bahkan sebelum Presiden Donald Trump memberlakukan tarif global.
Pasar keuangan kini memperhitungkan kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada rapat kebijakan the Fed pekan depan, dengan peluang hampir 10% untuk pemotongan lebih agresif 50 basis poin, menurut FedWatch Tool CME Group.
Data ketenagakerjaan non-pertanian (nonfarm payrolls) untuk Juli dan Agustus juga menguatkan tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja.
"Revisi ini sama sekali tidak menghalangi the Fed untuk memangkas 25 basis poin," kata Paul Nolte, analis Murphy & Sylvest, Chicago. "Kita memang belum tahu detail bulanan, tetapi jelas pasar tenaga kerja sedang lemah."
Saham UnitedHealth meroket setelah perusahaan menyebutkan bahwa pendaftaran ke dalam program Medicare dengan peringkat tertinggi sesuai ekspektasi, yang berpotensi meningkatkan pembayaran dari pemerintah.
JPMorgan Chase naik 1,7% usai seorang eksekutif senior menyatakan pendapatan perbankan investasi akan tumbuh dua digit pada kuartal ketiga, sementara pendapatan pasar diperkirakan tumbuh belasan persen.
"Itu semua kabar baik, tanda-tanda ekonomi berkembang. Aktivitas M&A kembali setelah kebijakan tarif Trump sempat menghentikannya," ujar Jed Ellerbroek, Manajer Portofolio Argent Capital.
Saham Apple justru merosot 1,5% setelah peluncuran iPhone terbaru gagal memikat investor. Broadcom juga terkoreksi 2,6% setelah menghijau lima sesi berturut-turut.
Investor kini menantikan rilis data inflasi produsen (PPI) pada Rabu, dan inflasi konsumen (CPI), sehari berselang, untuk mengukur dampak tarif Trump serta kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih agresif.
Saham Nebius melejit hampir 50% setelah menandatangani kesepakatan senilai USD17,4 miliar dengan Microsoft. Rivalnya, CoreWeave, melambung 7%.
Sebaliknya, saham Fox Corp Class B anjlok 6,7% dan News Corp melorot 4,5% setelah Rupert Murdoch dan keluarganya mencapai kesepakatan yang memberikan kendali penuh atas kerajaan media itu kepada putra sulungnya, Lachlan Murdoch.
Saham Albemarle ambles 11,5% setelah kekhawatiran pasokan mereda, seiring kabar bahwa perusahaan baterai asal China, CATL , akan kembali mengoperasikan tambang litium.
Di perdagangan pasca-penutupan, Oracle melesat 12% usai melaporkan kinerja kuartalan.
Secara keseluruhan, jumlah saham yang melemah di S&P 500 lebih banyak dibanding yang menguat dengan rasio 1,4 banding 1.
S&P 500 mencatat 19 titik tertinggi baru dan tidak ada titik terendah baru; Nasdaq mencetak 100 titik tertinggi baru dan 64 titik terendah baru.
Volume perdagangan di bursa Wall Street relatif ringan, dengan 15,6 miliar lembar saham diperdagangkan, dibandingkan rata-rata 16,1 miliar lembar saham selama 20 sesi sebelumnya. (Reuters/Investing/CNBC/AI)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Unitedhealth Group (8,64%)
-Goldman Sachs Group Inc (2,97%)
-JPMorgan Chase & Co (1,66%)
Saham berkinerja terburuk
-Sherwin-Williams Co (-3,69%)
-Apple Inc (-1,48%)
-Walt Disney Company (-1,23%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Unitedhealth Group (8,64%)
-Centene Corp (7,70%)
-Super Micro Computer Inc (7,19%)
Saham berkinerja terburuk
-Humana Inc (-12,04%)
-Albemarle Corp (-11,49%)
-Fox Corp Class B (-6,74%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
- QMMM Holdings Ltd (1.736,73%)
-Epsium Enterprise Ltd (411,49%)
-Santech Holdings Ltd (339,13%)
Saham berkinerja terburuk
-SUI Group Holdings Ltd (-30,81%)
-Hour Loop Inc (-30,18%)
-Fangdd Network Group Ltd (-29,39%)

Sumber : Admin

berita terbaru
Monday, Sep 15, 2025 - 17:48 WIB
Iindonesia Market Summary (15/09/2025)
Monday, Sep 15, 2025 - 17:22 WIB
Kepemilikan Saham 31 Agustus 2025 TOBA
Monday, Sep 15, 2025 - 17:17 WIB
Kepemilikan Saham 31 Agustus 2025 HAJJ
Monday, Sep 15, 2025 - 17:12 WIB
Kepemilikan Saham 31 Agustus 2025 WMUU
Monday, Sep 15, 2025 - 17:05 WIB
Rupiah Siap Balik Arah
Monday, Sep 15, 2025 - 17:03 WIB
Rupiah Tergerus Lagi, Ada 2 Sentimen Penekan
Monday, Sep 15, 2025 - 16:54 WIB
Kepemilikan Saham 31 Agustus 2025 TOSK