Wall Street Menguat Tipis, Trump Bilang Kebijakan Tarif Tidak Memberatkan
Saturday, March 22, 2025       07:07 WIB

Ipotnews - Indeks S&P 500 dan Dow Jones berhasil mencetak kenaikan tipis pada Jumat (21/3) akhir pekan ini, menghapus kerugian sebelumnya setelah komentar dari Presiden AS Donald Trump memberikan harapan bahwa tarif yang diumumkan sebelumnya dan dijadwalkan mulai berlaku awal April mungkin tidak seberat yang dikhawatirkan.
Trump menyatakan akan ada fleksibilitas dalam penerapan tarif dan menegaskan bahwa Menteri perdagangan AS berencana berbicara dengan rekanannya dari China pekan depan. Presiden juga mengulangi rencananya untuk menggunakan tarif sebagai cara mempersempit defisit perdagangan AS dengan China.
Pasar telah berada di bawah tekanan dalam beberapa pekan terakhir karena pengumuman yang berubah-ubah mengenai waktu dan besaran tarif telah mengaburkan prospek laba perusahaan serta jalur kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed).
Namun, saham menunjukkan beberapa tanda telah mencapai titik terendah pekan ini, dengan S&P naik lebih dari 1% pada Rabu (19/3) setelah pengumuman kebijakan terbaru The Fed. Bank sentral AS itu mempertahankan suku bunga dan memberi sinyal bahwa dua kali pemotongan suku bunga kemungkinan terjadi tahun ini.
Meski demikian, Michael Arone, Kepala Strategi Investasi untuk Bisnis SPDR AS di State Street Global Advisors di Boston, menyatakan bahwa kegagalan upaya investor untuk memulihkan pasar saham cukup mengkhawatirkan.
"Alasannya adalah ketidakpastian yang terus berlanjut seputar kebijakan perdagangan dari pemerintahan Trump, kekhawatiran terus-menerus tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi AS, dan pada akhirnya ketidakpastian tentang seperti apa jalur kebijakan moneter ke depan," kata Arone.
Presiden Federal Reserve Chicago, Austan Goolsbee, mengatakan bank sentral membutuhkan lebih banyak waktu untuk "menganalisis" bagaimana kebijakan Trump memengaruhi perekonomian. Sementara itu, Presiden Fed New York, John Williams, menegaskan komentar Goolsbee dan menyatakan tidak ada urgensi untuk mengubah kebijakan moneter saat ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 32,03 poin, atau 0,08%, menjadi 41.985. Indeks S&P 500 naik 4,67 poin atau 0,08% ke posisi 5.667. Sedangkan Indeks Nasdaq Composite naik 92,43 poin, atau 0,52%, menjadi 17.784.
Sebelumnya, S&P 500 sempat turun hingga 1,06% pada sesi pagi. Secara mingguan, S&P 500 naik 0,5%, Nasdaq naik 0,17%, dan Dow naik 1,2%. Ini menjadi kenaikan mingguan terbesar Dow dalam dua bulan. Sementara Nasdaq dan S&P 500 berhasil menghentikan tren penurunan selama empat minggu berturut-turut.
Dengan musim laporan keuangan yang akan dimulai bulan depan, sejumlah perusahaan telah menurunkan perkiraan mereka. Saham FedEx anjlok 6,45% setelah perusahaan pengiriman paket itu memotong perkiraan laba dan pendapatan tahunannya, menyebut kelemahan dan ketidakpastian yang berlanjut dalam ekonomi industri AS.
Saham UPS, pesaing FedEx, turun 1,61%. Perusahaan pengiriman sering dianggap sebagai indikator kesehatan ekonomi global karena jangkauannya yang luas di berbagai industri. Kinerja buruk perusahaan pengiriman tersebut membebani Indeks Transportasi Dow Jones, yang sempat turun hingga 2,7% selama sesi sebelum akhirnya hanya turun 0,2% pada penutupan.
Saham Nike turun 5,46% sebagai komponen Dow dengan kinerja terburuk setelah produsen pakaian olahraga itu memproyeksikan penurunan pendapatan kuartal keempat yang lebih tajam dari perkiraan analis.
Sektor bahan baku (.SPLRCM) turun 1% selama sesi, tertekan oleh penurunan saham Nucor Corp (NUE.N) sebesar 5,78% setelah perusahaan itu memproyeksikan laba kuartal pertama di bawah perkiraan.
Di sisi lain, saham Boeing naik 3,06% setelah Trump memberikan kontrak kepada produsen pesawat itu untuk membangun jet tempur tercanggih Angkatan Udara AS, mengalahkan rival Lockheed Martin yang sahamnya anjlok 5,79%.
Sesi Jumat juga menandai berakhirnya kontrak derivatif kuartalan yang terkait dengan saham, opsi indeks, dan futures, yang dikenal sebagai "triple witching". Peristiwa ini dapat memperburuk volatilitas pasar.
Di Bursa Efek New York, saham yang turun mengalahkan saham yang naik dengan rasio 1,93 banding 1. Di Nasdaq, rasio tersebut adalah 1,42 banding 1.
S&P 500 mencatat sembilan rekor tertinggi dalam 52 minggu terakhir dan 16 rekor terendah baru. Sementara Nasdaq Composite mencatat 38 rekor tertinggi dan 188 rekor terendah baru.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 21,05 miliar saham, melampaui rata-rata 16,47 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. Ini menjadi hari perdagangan tersibuk sejak 7 Januari.
(reuters)

Sumber : admin

berita terbaru
Wednesday, Apr 02, 2025 - 15:16 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham GOOD, Beli
Wednesday, Apr 02, 2025 - 15:10 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham AKRA, Beli
Wednesday, Apr 02, 2025 - 15:09 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham AMRT, Jual
Wednesday, Apr 02, 2025 - 15:08 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham ISAT, Beli
Wednesday, Apr 02, 2025 - 11:42 WIB
IHSG Anjlok 8% Sepanjang Kuartal I 2025