Wall Street Ditutup Lebih Rendah Setelah Gedung Putih Konfirmasi Tarif Trump
Saturday, February 01, 2025       07:02 WIB

Ipotnews - Saham AS berakhir lebih rendah pada perdagangan hari Jumat (31/1) akhir pekan ini setelah Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Presiden Donald Trump akan menerapkan tarif sebesar 25% pada impor dari Kanada dan Meksiko serta 10% pada barang-barang dari China mulai hari Sabtu.
Investor telah bersiap menghadapi perkembangan lebih lanjut mengenai kebijakan tarif ini, mengingat Trump telah berulang kali menyatakan niatnya untuk menggunakan tindakan tersebut. Ketidakpastian mengenai dampak tarif ini telah menciptakan volatilitas di pasar dan mengaburkan prospek pertumbuhan ekonomi serta inflasi.
"Saya kira pasar bisa turun lebih jauh," ujar Rick Meckler, mitra di Cherry Lane Investments, sebuah kantor investasi keluarga di New Vernon, New Jersey. "Bukan hanya pengumuman tarif itu sendiri yang berdampak, tetapi juga tindakan pembalasan yang mungkin dilakukan oleh negara-negara yang terdampak."
Saham mengalami pembalikan arah pada Jumat sore setelah pengumuman Gedung Putih mengenai penerapan tarif. Perdagangan hari itu juga menutup pekan yang penuh tekanan bagi pasar saham, terutama karena laporan keuangan triwulanan dari berbagai perusahaan AS.
Saham Apple, misalnya, berakhir turun 0,7%. Padahal sebelumnya sahamnya sempat naik setelah komentar optimis dari eksekutif perusahaan terkait laporan pendapatan hari Kamis. Apple menyatakan harapan akan pemulihan penjualan iPhone melalui peluncuran fitur kecerdasan buatan baru.
Sektor energi memimpin penurunan di antara sektor-sektor S&P 500. Saham Chevron turun 4,6% setelah melaporkan pendapatan kuartal keempat yang lebih rendah dari perkiraan, sementara Exxon Mobil juga mengalami penurunan 2,5% setelah mengumumkan hasil keuangannya.
Dow Jones Industrial Average turun 337,47 poin (0,75%) menjadi 44.544. S&P 500 melemah 30,64 poin (0,50%) ke level 6.040. Sementara Nasdaq Composite turun 54,31 poin (0,28%) ke 19.627. Meskipun mengalami penurunan harian, indeks-indeks ini masih mencatat kenaikan pada bulan Januari dengan Dow naik 4,7%, S&P 500 menguat 2,7%, dan Nasdaq naik 1,6%.
Namun, untuk minggu ini, Dow mencatat kenaikan kecil sebesar 0,3%, sedangkan S&P 500 turun 1% dan Nasdaq merosot 1,6%. Saham teknologi mengalami tekanan sejak Senin lalu setelah perusahaan rintisan Tiongkok, DeepSeek, mengumumkan inovasi dalam model kecerdasan buatan berbiaya rendah.
Pada awal sesi Jumat, data ekonomi AS memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve kemungkinan akan mempertahankan suku bunga dalam waktu yang lebih lama. Laporan menunjukkan belanja konsumen yang kuat serta inflasi yang meningkat secara moderat pada bulan Desember.
"Keputusan The Fed untuk tidak mengubah suku bunga minggu ini sangat masuk akal," kata Scott Wren, ahli strategi pasar global senior di Wells Fargo Investment Institute, St. Louis. "Ketua The Fed, Jay Powell, juga menegaskan bahwa mereka tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga, karena masih ingin melihat kemajuan lebih lanjut dalam inflasi sebelum mengambil keputusan."
The Fed memang mempertahankan suku bunga dalam pengumuman kebijakan hari Rabu. Powell mengindikasikan bahwa meskipun ada ruang untuk pelonggaran di masa depan, bank sentral AS akan tetap berhati-hati dalam mengambil langkah.
Setelah bel penutupan, Trump menyatakan bahwa pemerintahannya akan mempertimbangkan tarif tambahan pada minyak dan gas sekitar 18 Februari. Namun, ia tidak menyebutkan negara mana yang akan dikenai tarif atau rincian kebijakan lebih lanjut.
Jumlah saham yang menurun melebihi yang naik dengan rasio 2,3 banding 1 di New York Stock Exchange ( NYSE ). Sebanyak 231 saham mencapai titik tertinggi baru, sedangkan 54 saham mencatat titik terendah baru.
Di Nasdaq, 1.491 saham mengalami kenaikan sementara 2.913 saham mengalami penurunan, menghasilkan rasio 1,95 banding 1 dalam dominasi saham yang melemah. Volume perdagangan di bursa AS mencapai 15,78 miliar saham, sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata 15,5 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
(reuters)

Sumber : admin