Stabilitas Rupiah Jadi Prioritas BI Akibat Kebijakan "Anti Pasar" Donald Trump
Thursday, March 20, 2025       13:54 WIB

Ipotnews - Bank Indonesia dinilai memang harus menjadikan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menjadi prioritas utama. Tekanan eksternal begitu kuat sebagai dampak kebijakan ekonomi Presiden Donald Trump yang dianggap "anti mekanisme pasar".
Ekonom dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia ( LPPI ), Ryan Kiryanto mengatakan keputusan RDG BI Rabu kemarin mempertahankan BI Rate tetap di level 5,75% merupakan keputusan yang tepat dan antisipatif.
"Hal ini terutama dengan mempertimbangkan gejolak temporer yg terjadi di pasar keuangan domestik, ditandai oleh menurunnya IHSG yg cukup drastis dan melemahnya nilai tukar rupiah di sepanjang tahun ini," kata Ryan saat dihubungi Ipotnews, Kamis (20/3).
Keputusan BI yang mencerminkan kehati-hatian terutama dengan kebijakan kenaikan tarif bea masuk barang - barang dari beberapa negara mitra dagang AS yg menikmati surplus dagang yang besar. Mulai China, Meksiko, Kanada dan Vietnam yang membuat perang tarif berkepanjangan karena perlawanan balik (retaliasi) dari negara - negara tersebut.
"Outlook pertumbuhan ekonomi domestik yang direvisi ke bawah oleh lembaga - lembaga internasional (termasuk OECD ) juga menekan kurs rupiah karena sentimen negatif yang meningkat.
Harapan ke depan, dengan langkah taktis dan antisipatif BI tersebut dapat mengembalikan atau memulihkan kepercayaan pasar sehingga pressure terhadap pasar keuangan Indonesia dapat diminimalkan.
Tentu ini saja belum cukup, maka harus diperkuat dengan kebijakan fiskal dan keuangan yang sinergis dan saling menguatkan dengan kebijakan moneter baik melalui kebijakan suku bunga acuan (BI Rate) maupun kebijakan makroprudensial yg tetap dengan stance pro growth.
Penting juga para pengambil kebijakan mendengarkan dan merespon secara tepat, elegan dan konstruktif suara-suara pelaku pasar melalui strategi komunikasi yang efektif dan konstruktif untuk dapat menjaga dan meningkatkan level of trust dari pasar.
Membangun serangkaian "cerita yang baik" (good story board) terkait perkembangan keekonomian domestik menjadi krusial di tengah erosi atau dilusi kepercayaan pasar karena kombinasi faktor eksternal (global) dan internal (domestik). Guyuran berita-berita baik yang mampu membentuk tone atau persepsi positif juga penting untuk mengembalikan level optimisme terkait outlook ekonomi Indonesia tahun ini dan ke depannya.
"Alhasil, harapannya adalah penguatan kembali rupiah dan IHSG serta indeks-indeks sektoralnya menuju posisi fundamentalnya," pungkas Ryan.
(Adhitya)

Sumber : admin

berita terbaru
Wednesday, Apr 02, 2025 - 15:16 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham GOOD, Beli
Wednesday, Apr 02, 2025 - 15:10 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham AKRA, Beli
Wednesday, Apr 02, 2025 - 15:09 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham AMRT, Jual
Wednesday, Apr 02, 2025 - 15:08 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham ISAT, Beli
Wednesday, Apr 02, 2025 - 11:42 WIB
IHSG Anjlok 8% Sepanjang Kuartal I 2025