Sentimen Pilpres AS Jadi Pemberat Gerak IHSG Sepekan Terakhir
Saturday, July 27, 2024       13:25 WIB

Ipotnews - Sentimen seputar pilpres AS mempengaruhi permintaan aset safe haven dan menekan aset - aset berisiko, sehingga melemahkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) dalam seminggu terakhir.
Mengutip data aplikasi IPOT , IHSG pada Jumat sore (26/7) ditutup melemah 32 poin atau 0,4% dalam seminggu terakhir, dari 7.321 menjadi 7.288.
"Kekhawatiran terhadap "Trump Trade" meningkat dan hasil data GDP AS Kuartal II 2024 menjadi pemberat secara global," kata pengamat pasar modal, Lanjar Nafi, saat dihubungi Ipotnews , Sabtu (27/7).
Joe Biden menyatakan mundur dan digantikan oleh wakil presidennya, yang membuat pelaku pasar menilai peluang Trump memenangkan pemilihan presiden meningkat. "Akibatnya, saham-saham sektor teknologi mengalami aksi jual karena investor mengkhawatirkan prospek kebijakan tarif barang impor dan perang dagang seperti pada periode Trump sebelumnya," ujar Lanjar.
Spekulasi pemangkasan suku bunga yang lebih cepat, menjadi menurun akibat ancaman tingkat inflasi yang lebih tinggi di AS tahun depan serta data ekonomi yang masih cukup solid. Ternasuk termasuk data GDP dan daya beli.
"Sentimen tersebut meningkatkan permintaan emas dan USD, yang juga menjadi faktor utama terdepresiasinya nilai tukar rupiah, membebani pasar saham dan obligasi hingga akhir pekan," tambah Lanjar.
Selama sepekan, pasar saham bervariasi sementara pasar obligasi melemah terbebani depresiasi nilai tukar rupiah. IHSG turun 0,09% sedangkan LQ45 naik tipis 0,09%. Indeks sektoral teknologi dan transportasi menguat lebih dari 1 persen, mengimbangi pelemahan sektor Material Dasar, Konsumer Primer, dan Keuangan. Pasar obligasi mencatat kenaikan imbal hasil acuan tenor 10 tahun sebesar 3,9 basis poin, kenaikan mingguan terbesar dalam 5 minggu terakhir.
"Nilai tukar rupiah terdepresiasi 0,62%, depresiasi mingguan terbesar dalam 5 minggu terakhir," ucap Lanjar.
Beruntung, beberapa laporan keuangan emiten perbankan yang positif dapat mengimbangi tekanan aksi jual di pasar saham selama sepekan. Di antaranya, mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 11,1%, sementara laba bersih dan tetap tumbuh positif.(Adhitya)

Sumber : admin

berita terbaru
An error occurred.