Rupiah Naik Tipis Setelah Ketidakpastian Politik AS Mulai Memudar
Tuesday, July 23, 2024       12:38 WIB

Ipotnews - Rupiah menguat terbatas terhadap dolar, setelah keterkejutan pelaku pasar pada ketidakpastian politik Amerika Serikat mulai sedikit memudar.
Mengutip data Bloomberg pada Selasa (23/7) pukul 12.00 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan di level Rp16.196 per dolar AS, posisi tersebut menguat 24 poin atau 0,15% jika dibandingkan akhir perdagangan Senin sore (22/7) kemarin di level Rp16.220 per dolar AS.
Analis pasar uang, Lukman Leong mengatakan keterkejutan pelaku pasar terhadap peristiwa penembakan Donald Trump maupun pengunduran diri Joe Biden dari bursa capres AS mulai mereda. "Kini pelaku mengamati bagaimana perkembangan selanjutnya dari situasi politik di AS," kata Lukman saat dihubungi Ipotnews siang ini.
Selain itu data inflasi PCE AS yang terbaru akan dirilis dalam minggu ini. "Kemungkinan hasilnya tidak akan terlalu banyak berubah dibandingkan sebelumnya. Data ini dinanti untuk mengukur besaran belanja masyarakat AS yang bisa mempengaruhi naik atau turunnya inflasi," ujar Lukman.
Joe Biden mundur dari kandidat capres AS dari Partai Demokrat melalui surat terbuka yang diunggah di akun media sosialnya pada Minggu (21/7). Pengumuman mengejutkan ini disampaikan Biden hanya berselang 4 bulan sebelum Pemilihan Umum Presiden atau Pilpres AS 2024, tepatnya pada 5 November mendatang.
Melansir laman BBC, Senin (22/7), keputusan Joe Biden muncul ketika beberapa pekan terakhir mendapatkan tekanan hebat dari sesama anggota Partai Demokrat AS. Terlebih, penampilan debat Biden yang dinilai tersendat-sendat dan terkadang tidak koheren melawan Donald Trump dari Partai Republik pada akhir Juni 2024.
Joe Biden juga mengucapkan terima kasih kepada Wakil Presiden Kamala Harris yang ia nilai sudah menjadi mitra yang luar biasa. Selain itu, Biden memberikan dukungan penuh kepada Kamala Harris maju sebagai kandidat capres AS dari Partai Demokrat untuk mengalahkan Donald Trump dari Partai Republik.
Data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) yang menjadi acuan inflasi utama The Fed, bank sentral AS, dalam menentukan kebijakan bunga acuan ke depan akan dirilis minggu ini. Data ini akan menjadi yang terakhir sebelum The Fed akan menggelar pertemuan Komite Terbuka ( FOMC ) pada 31 Juli nanti.
AS juga akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 yang disetahunkan. Data ini juga ditunggu karena akan memberi gambaran apakah negeri itu semakin potensial mencatat soft landing setelah pengetatan paling agresif dalam empat dekade telah dilangsungkan dua tahun terakhir.
(Adhitya)

Sumber : admin