Rupiah Mulai Bangkit Terhadap Dolar Dalam Tiga Bulan Terakhir
Monday, July 15, 2024       10:33 WIB

Ipotnews - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mulai bangkit dalam tiga bulan terakhir, meski tetap melemah sepanjang tahun berjalan.
Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk (), Reny Eka Putri mengatakan ekspektasi pelaku pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan Federal Reserve semakin meningkat. Kebijakan higher for longer yang terlalu lama dikhawatirkan berdampak buruk terhadap perekonomian AS itu sendiri.
"Apalagi Powell secara terbuka sudah mengungkap bahwa ia khawatir mempertahankan suku bunga terlalu tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi AS," kata Reny saat dihubungi Ipotnews, Senin (15/7).
Dalam kesaksiannya yang terakhir, Reny menjelaskan bahwa Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa mempertahankan Fed Fund Rates pada tingkat yang tinggi dalam waktu yang terlalu lama dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Menurunkan suku bunga terlalu lambat atau terlalu sedikit akan melemahkan aktivitas ekonomi dan lapangan kerja, sedangkan jika dilakukan terlalu cepat atau terlalu banyak akan menghambat penurunan inflasi.
"Jadi, The Fed akan terus melakukan asesmen penentuan kebijakan dalam pertemuan demi pertemuan," ujar Reny.
Powell mencatat kemajuan sederhana baru-baru ini dan menekankan perlunya bukti yang lebih pasti sebelum menurunkan suku bunga. "Perkembangan tersebut membuat pelaku pasar berspekulasi mengenai waktu penurunan FFR," tambah Reny.
Sejauh ini, menurut Reny, para pejabat The Fed masih terpecah mengenai berapa lama mereka akan mempertahankan suku bunga tetap tinggi. Risalah rapat FOMC terbaru menunjukkan adanya perbedaan pandangan, beberapa pihak menganjurkan kesabaran dan yang lainnya menekankan perlunya pasar tenaga kerja yang lebih lemah untuk mengelola pengangguran.
Penurunan FFR dinilai tidak tepat tanpa adanya bukti yang jelas mengenai sasaran inflasi 2%. Beberapa pejabat terbuka untuk menaikkan suku bunga jika inflasi terus berlanjut, namun terdapat kehati-hatian dan ketidakpastian mengenai prospek perekonomian.
"Kekhawatiran terhadap pelemahan perekonomian bisa berdampak pada potensi penurunan suku bunga FFR pada tahun ini," pungkas Reny.
Mengutip data aplikasi IPOT sejak akhir tahun lalu hingga hari ini pukul 10.18 WIB, kurs rupiah bergerak melemah dari Rp15.399 per dolar AS menjadi Rp16.165 per dolar AS , turun 766 poin atau 5,0%.
Namun dalam tiga bulan terakhir, rupiah telah bangkit menguat dari Rp16.176 per dolar AS menjadi Rp16.165 per dolar AS, naik 11 poin atau 0,1%.
Dalam sebulan terakhir, rupiah juga bangkit menguat dari Rp16.291 per dolar AS menjadi Rp16.165 per dolar AS, naik 126 poin atau 0,8%.
Terakhir, rupiah bangkit menguat dari Rp16.330 per dolar AS menjadi Rp16.165 per dolar AS, naik 165 poin atau 1,0% dalam seminggu terakhir.
(Adhitya)

Sumber : admin
An error occurred.