Pasar Merespons Data Inflasi Produsen AS, Bursa Wall Street Melambung
Wednesday, August 14, 2024       04:22 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir di zona hijau, Selasa, dan mencapai level tertinggi hampir dua minggu setelah data harga produsen yang lebih lemah memperkuat spekulasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve pada September.
Indeks berbasis luas S&P 500 ditutup melonjak 90,04 poin, atau 1,68%, menjadi 5.434,43 poin, sementara Nasdaq Composite Index melambung 407,00 poin, atau 2,43%, menjadi 17.187,61 dan Dow Jones Industrial Average melesat 408,63 poin, atau 1,04%, menjadi 39.765,64, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Selasa (13/8) atau Rabu (14/8) pagi WIB.
Indeks harga produsen (PPI) Amerika Serikat meningkat lebih rendah dari ekspektasi pada Juli, karena kenaikan biaya barang diredam oleh jasa yang lebih murah, menunjukkan inflasi terus menurun. Dalam 12 bulan hingga Juli, PPI meningkat 2,2% setelah naik 2,7% pada bulan sebelumnya.
Kini, investor menunggu angka harga konsumen (CPI) yang sangat penting untuk periode Juli, Rabu, dan data penjualan ritel, sehari berselang, untuk memperkuat spekulasi pada pemotongan suku bunga yang agresif oleh the Fed.
"Angka PPI inti memperkuat narasi bahwa the Fed telah melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam menjaga inflasi relatif terkendali dan langkah yang lebih mungkin adalah pemotongan suku bunga lebih cepat," kata Michael James, Managing Director Wedbush Securities.
"Kita akan melihat hasil CPI besok pagi (Rabu malam WIB). Setiap data point akan memiliki pengaruh yang sangat besar pada pasar karena orang-orang sangat gelisah saat ini."
Trader sekarang melihat peluang 55% untuk pemotongan suku bunga 50 basis poin oleh bank sentral AS, dari kurang dari 50% sebelum laporan tersebut dirilis, menurut FedWatch Tool CME Group.
Sementara itu, teknologi informasi dan consumer discretionary mencatat sektor dengan kinerja terbaik di S&P 500.
Saham energi anjlok karena harga minyak tersungkur, menyusul langkah OPEC untuk memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan 2024 meredakan kekhawatiran risiko pasokan yang disebabkan konflik yang meluas di Timur Tengah.
Indeks Russell 2000, yang berfokus pada perusahaan kecil, melejit 1,6%.
Starbucks menjadi yang berkinerja terbaik di S&P 500, meroket 24,5%, kenaikan persentase satu hari terbesar sepanjang masa, setelah jaringan kedai kopi itu menunjuk bos Chipotle Mexican Grill, Brian Niccol, sebagai Chairman dan CEO.
Saham Chipotle ambles 7,5%.
Home Depot membalikkan kerugian dan melonjak 1,2%. Rantai perbaikan rumah itu memperkirakan penurunan laba tahunan dan penyusutan yang lebih besar dalam penjualan tahunan.
BuzzFeed meroket 25,9% setelah perusahaan media digital itu mempersempit kerugian bersihnya pada kuartal kedua menjadi USD6,6 juta dari USD22,5 juta setahun sebelumnya. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Intel (5,73%)
-Nike (5,16%)
-Boeing (2,82%)
Saham berkinerja terburuk
-J&J (-0,94%)
-Walmart (-0,83%)
-Chevron (-0,61%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Starbucks (24,50%)
-VF (7,41%)
-Estee Lauder (6,64%)
Saham berkinerja terburuk
-Chipotle Mexican Grill (-7,50%)
-Baxter (-6,53%)
-Illumina (-3,87%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Earlyworks ADR (175,00%)
-Vicinity Motor (110,06%)
-CXApp (83,69%)
Saham berkinerja terburuk
-TenX Keane Acquisition (-92,20%)
-EHome Household Service Holdings (-88,55%)
-Syros Pharma (-61,68%)

Sumber : Admin