Pasar Makin Yakin Suku Bunga The Fed November Cuma Dipangkas 25 Bps, Rupiah Finis Melemah
Tuesday, October 22, 2024       15:34 WIB

Ipotnews - Semakin kuatnya keyakinan pelaku pasar bahwa Fed Fund Rates (FFR) November 2024 hanya akan dipangkas 25 basis poin, telah melemahkan kurs rupiah dalam penutupan perdagangan sore ini.
Mengutip data Bloomberg pada Selasa (22/10) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp15.567 per dolar AS, melemah 63 poin atau 0,41% dengan penutupan Senin sore (21/10) di level Rp15.503.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar AS menguat hari ini. "Serangkaian data ekonomi yang positif menyebabkan investor mengurangi ekspektasi tentang ukuran dan kecepatan pemangkasan suku bunga dari the Fed," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis sore ini.
Pelaku pasar kini memperkirakan peluang 87% untuk pemangkasan sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan Fed November, dengan peluang 13% bank sentral mempertahankan suku bunga tetap stabil, menurut FedWatch Tool milik CME.
Presiden Federal Reserve Bank of Dallas Lorie Logan mengatakan pada hari Senin bahwa ia melihat penurunan suku bunga yang lebih bertahap di depan untuk bank sentral dan menyarankan bahwa ia tidak melihat alasan mengapa Fed juga tidak dapat terus menekan dengan mengecilkan neracanya.
Selain itu, Presiden Federal Reserve Bank Minneapolis Neel Kashkari kembali mengatakan bahwa ia mengharapkan penurunan suku bunga sederhana selama beberapa kuartal berikutnya, meskipun kemerosotan tajam pasar tenaga kerja dapat mendorongnya untuk menyerukan penurunan yang lebih cepat.
Bank Sentral Eropa (ECB) minggu lalu memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini. Pada hari Senin, kepala bank sentral Slovakia Peter Kazimir mengatakan inflasi zona euro semakin mungkin kembali ke target tahun depan.
"Tetapi masih sedikit lebih banyak bukti diperlukan sebelum Bank Sentral Eropa dapat menyatakan keberhasilan," ujar Ibrahim.
Investor juga memposisikan diri karena pemilihan umum AS pada tanggal 5 November semakin dekat. Chandler mengatakan kemenangan Trump kemungkinan akan menimbulkan tarif yang akan memengaruhi mereka yang paling dekat dan paling terpapar dengan AS dalam hal mitra dagang. Mulai dari Kanada, Meksiko, China, dan Jepang.
Di dalam negeri, Presiden Prabowo Subianto dan Kabinet Merah Putih perlu langsung bekerja menyelesaikan setumpuk pekerjaan rumah dan memenuhi janji kampanyenya. Salah satu janji dalam kampanyenya adalah mengejar pertumbuhan ekonomi 8% agar Indonesia bisa keluar dari middle income trap. Namun, target pertumbuhan ekonomi ini tidak mudah.
Tugas mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut juga menjadi pertaruhan kinerja oleh tim 'jumbo' Kabinet Merah Putih. Terlebih, sebagian menteri tidak berasal dari kalangan profesional, namun juga dari kalangan partai politik. Kekhawatiran ini menjadi sentimen negatif yang ikut menekan kurs rupiah.
"Dari 48 menteri yang dilantik Prabowo, terdapat 24 menteri yang berasal dari partai politik. Adapun dari 56 wakil menteri, 18 di antaranya berasal dari parpol," ucap Ibrahim.
Padahal ada sejumlah masalah yang harus menjadi prioritas pemerintahan Prabowo. Di antaranya, penanganan daya beli masyarakat, penciptaan lapangan kerja, hingga memperbaiki kualitas institusi.
Persoalan tersebut perlu segera ditangani oleh Prabowo beserta jajarannya. "Sebab jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan, deindustrialisasi berlanjut, hingga daya beli masyarakat semakin rendah," pungkas Ibrahim.
(Adhitya)

Sumber : admin