-
Kemenkeu Salurkan Rp200 Triliun ke Bank Himbara, Begini Respons CEO INPP
Saturday, September 13, 2025 14:29 WIB
Ipotnews - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengambil langkah kebijakan likuiditas signifikan dengan mengalihkan dana sebesar Rp200 triliun yang sebelumnya tersimpan di Bank Indonesia (BI) ke bank-bank konvensional negeri (Himbara) yaitu ke PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk () dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk ().
Dana tersebut ditempatkan dalam bentuk deposit on call, instrumen simpanan yang dapat ditarik kembali dengan pemberitahuan terlebih dahulu, agar tidak mengendap di bank. Pemerintah memegang ketentuan bahwa dana tidak boleh digunakan untuk membeli surat berharga negara (SBN), melainkan harus diarahkan ke pemberian kredit untuk mendorong kegiatan ekonomi real sektor termasuk ke industri properti.
Menanggapi kebijakan tersebut, PT Indonesian Paradise Property Tbk () atau Paradise Indonesia, emiten yang dikenal dengan properti-properti ikoniknya di bidang perhotelan, komersial, dan penjualan properti, menilai bahwa hal tersebut mengandung dua hal utama yaitu sisi positif dan sisi negatif.
CEO , Anthony P. Susilo menjelaskan bahwa pengucuran dana ini memiliki potensi sangat besar bagi pergerakan ekonomi dalam jangka pendek. Hal ini bisa terjadi apabila dana tersebut dialirkan ke sektor yang produktif seperti properti, industri manufaktur dan lainnya jika dibandingkan hanya diparkir di BI.
"Kalau hanya ditaruh di Bank Indonesia maka dia hanya parkir 200 triliun itu, tapi kalau ditaruh di bank konvensional, dari 200 triliun itu bank bisa meningkatkan pinjaman hingga 2.000 triliun sehingga ekonomi dapat bergerak lebih cepat," kata Anthony saat Temu CEO dengan awak media di Jakarta, Jumat malam (12/9).
Oleh sebab itu, Anthony berharap pemerintah dapat melakukan pengawasan dan monitoring yang cermat agar dana pemerintah tersebut benar-benar dapat diserap oleh industri yang bergerak di sektor produktif. Sebab jika dana tersebut justru mengalir pada sektor-sektor konsumtif maka yang akan terjadi adalah lonjakan inflasi yang justru akan berdampak tidak baik bagi perekonomian.
"Kalau ngucurnya ke hal-hal yang konsumtif yang akan terjadi adalah inflasi naik. Tetapi kalau ngucurnya ke hal-hal industrial dan produktif termasuk ke sektor properti maka yang naik adalah bisnis dan masa depan," ujar Anthony.
Dengan melimpahnya likuiditas yang dimiliki bank, Anthony berharap agar suku bunga kredit bank bisa turun sebagai dampaknya dapat positif bagi industri secara umum. Oleh karena itu Anthony berharap kepada pemerintah dan regulator untuk menjaga keseimbangan antara berbagai variabel ekonomi.
"Kuncinya adalah bagaimana caranya pemerintah menjaga balance antara inflasi, kurs, sama sektor riil ekonomi," pungkasnya.
(Marjudin/AI)
Sumber : admin