Kekhawatiran Tarif Hantui Pasar Jelang Keputusan The Fed, Wall Street Terjungkal
Wednesday, March 19, 2025       04:57 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street melorot, Selasa, mengakhiri kenaikan dua sesi beruntun, karena investor bersikap hati-hati menjelang keputusan kebijakan moneter dari Federal Reserve, sembari mengukur potensi dampak kebijakan tarif Presiden Donald Trump.
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 260,32 poin, atau 0,62%, menjadi 41.581,31, S&P 500 menyusut 60,46 poin, atau 1,07%, menjadi 5.614,66, dan Nasdaq Composite Index merosot 304,55 poin, atau 1,71%, menjadi 17.504,12, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Selasa (18/3) atau Rabu (19/3) pagi WIB.
The Fed akan merilis pernyataan kebijakan terbarunya, Rabu, yang secara luas diperkirakan mempertahankan suku bunga tidak berubah, bersama dengan ringkasan proyeksi ekonomi (SEP) terbarunya.
Pasar saat ini memperkirakan sekitar 60 basis poin (bps) pemotongan dari the Fed sepanjang 2025, meski beberapa pejabat bank sentral AS itu memperingatkan agar the Fed tidak bergerak terlalu cepat dalam hal suku bunga dan mengatakan akan menunggu untuk melihat dampak tarif dalam data ekonomi sebelum membuat perubahan kebijakan apa pun.
"Ada ketidakpastian besar di sini tentang tarif, seberapa luas tarif tersebut nantinya, bagaimana hal itu akan berdampak pada ekonomi kita, seberapa besar the Fed mungkin melonggarkan kebijakan pada akhirnya dan ekonomi secara umum," kata Tim Ghriskey, analis Ingalls & Snyder di New York.
"Ada banyak kebingungan di luar sana, dan ketika ada kebingungan, ketika tidak ada peluang nyata bagi saham untuk naik dan bagi perusahaan untuk berekspansi serta menghasilkan lebih banyak uang, ada ketakutan."
Menambah kekhawatiran inflasi, harga impor Amerika Serikat secara tak terduga naik pada Februari di tengah biaya yang lebih tinggi untuk barang-barang konsumen.
Saham baru-baru ini menunjukkan sejumlah tanda stabilisasi setelah beberapa minggu penurunan yang menyebabkan S&P 500 dan Nasdaq jatuh lebih dari 10% dari titik tertinggi baru-baru ini, yang juga dikenal sebagai wilayah koreksi.
Indeks blue-chip Dow hanya berjarak sekitar 2% dari mencapai level koreksi.
Saham pertumbuhan termasuk yang paling terpukul, dengan indeks pertumbuhan S&P 500 merosot sedalamnya hingga 2,2% selama sesi tersebut. Jasa komunikasi, anjlok 2,14%, membukukan kinerja terburuk dari 11 sektor utama S&P.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump sepakat untuk mengupayakan gencatan senjata terbatas selama 30 hari terhadap target energi dan infrastruktur di Ukraina, sementara pembicaraan yang bertujuan untuk memajukan rencana perdamaian yang lebih luas akan dimulai "segera," kata Gedung Putih.
Saham Alphabet kehilangan 2,2% setelah perusahaan mengatakan akan membeli Wiz dengan harga sekitar USD32 miliar dalam kesepakatan terbesarnya karena induk perusahaan Google tersebut berupaya menggandakan keamanan siber.
Saham Nvidia menyusut 3,35%. CEO Jensen Huang mengatakan pabrikan chip tersebut berada dalam posisi yang tepat untuk menavigasi pergeseran dalam industri kecerdasan buatan, di mana bisnis beralih dari pelatihan model AI ke arah mendapatkan jawaban terperinci dari mereka.
Tesla ambles 5,34% setelah pialang RBC memangkas target harga saham pabrikan mobil listrik tersebut menjadi USD120 dari USD320, dengan alasan berkurangnya ekspektasi bagi perhitungan self-driving dan pangsa pasar robotaxi. Sahamnya sekarang melorot hampir 45% dalam setahun.
Mencerminkan nada defensif, investor beralih ke aset safe haven, dengan emas diperdagangkan pada rekor tertinggi, setelah melewati USD3.000 per ons untuk pertama kalinya minggu lalu.
Jumlah saham yang menurun lebih banyak daripada yang naik dengan rasio 1,69 banding 1 di NYSE dan rasio 1,93 banding 1 di Nasdaq.
S&P 500 mencatat empat titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan empat titik terendah baru, sementara Nasdaq Composite membukukan 32 titik tertinggi baru dan 142 titik terendah baru.
Volume di bursa Wall Street tercatat 13,40 miliar saham, dibandingkan rata-rata 16,41 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Verizon (1,33%)
-Chevron (1,32%)
-UnitedHealth (0,96%)
Saham berkinerja terburuk
-Nvidia (-3,30%)
-IBM (-2,38%)
-Walmart (-2,14%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Discover (3,82%)
-Viatris (2,97%)
-Mosaic (2,53%)
Saham berkinerja terburuk
-Super Micro Computer (-9,63%)
-Royal Caribbean Cruises (-7,31%)
-Tesla (-5,34%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-FST Ltd (309,70%)
-Aditx (71,62%)
-Regencell Bioscience Holdings (70,81%)
Saham berkinerja terburuk
-Airnet Tech (-60,86%)
-Avenue Therapeutics (-52,27%)
-Jaguar Health (-47,76%)

Sumber : Admin

berita terbaru
Wednesday, Apr 02, 2025 - 15:16 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham GOOD, Beli
Wednesday, Apr 02, 2025 - 15:10 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham AKRA, Beli
Wednesday, Apr 02, 2025 - 15:09 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham AMRT, Jual
Wednesday, Apr 02, 2025 - 15:08 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham ISAT, Beli
Wednesday, Apr 02, 2025 - 11:42 WIB
IHSG Anjlok 8% Sepanjang Kuartal I 2025