Ipotnews - Rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat hari ini, setelah proyeksi IMF menunjukkan rasio utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) sampai 2029 diprediksi tetap stabil.
Mengutip data Bloomberg pada Rabu (30/10) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp15.704 per dolar AS, menguat 66 poin atau 0,42% dibandingkan penutupan Selasa sore (30/10) di level Rp15.770 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa penguatan rupiah didorong sentimen rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) di era Prabowo Subianto diprediksi tetap stabil.
"Walaupun secara nominal diprediksi bertambah besar menjadi Rp12.893,96 triliun dalam lima tahun mendatang, berdasarkan dokumen World Economic Outlook (WEO) yang dirilis oleh International Monetary Fund (IMF) edisi Oktober 2024," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis sore ini.
Menurut Ibrahim, proyeksi dari lembaga internasional tersebut memang melihat adanya rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2029 yang stabil menjadi 39,57%. "Posisi utang pemerintah diproyeksikan meningkat secara nominal walaupun rasionya stabil selayaknya posisi saat ini yang per Agustus 2024 sebesar 38,49%," ujar Ibrahim.
Walau demikian, penguatan rupiah relatif terbatas karena pelaku pasar gelisah menjelang pemilihan presiden AS pada bulan November, dengan Donald Trump dan Kamala Harris terkunci dalam persaingan ketat. Jajak pendapat dan prediksi pasar terkini menunjukkan Trump memperoleh sedikit keunggulan, meskipun analis masih melihat persaingan terlalu ketat untuk diprediksi.
"Trump dan Harris telah mengusulkan rencana yang sangat berbeda untuk ekonomi AS, yang memicu ketidakpastian lebih lanjut atas kebijakan di tahun-tahun mendatang," jelas brahim.
(Adhitya)

Sumber : admin