BMRI Prediksi Kurs Rupiah Bisa Menguat ke Rp15.800 di Akhir 2024
Thursday, July 11, 2024       11:03 WIB

Ipotnews - PT Bank Mandiri Tbk () memprediksi kurs rupiah bisa menguat hingga mencapai Rp15.800 per dolar Amerika Serikat pada akhir tahun 2024.
Analis , Reny Eka Putri, mengatakan bahwa setelah mengalami tekanan cukup berat pada Semester I 2024, kurs rupiah kemungkinan akan bangkit menguat di Semester II. "Proyeksi kami akan menguat hingga ke level Rp15.800 per dolar AS," kata Reny saat dihubungi oleh Ipotnews, Kamis (11/7).
Mengutip data aplikasi IPOT sejak akhir tahun lalu hingga hari ini pukul 10.36 WIB, kurs rupiah melemah dari Rp15.399 per dolar AS menjadi Rp16.198 per dolar AS, turun 799 poin atau 5,2% secara year to date (YtD).
Sementara dalam seminggu terakhir, kurs rupiah mengalami penguatan dari RP16.396 per dolar AS menjadi Rp16.198 per dolar AS, naik 198 poin atau 1,2%.
Reny mengakui hingga saat ini masih memprediksi Fed Fund Rates hanya akan dipangkas sebanyak satu kali pada bulan Desember 2024. Namun era suku bunga tinggi the Fed yang sudah berlangsung cukup lama terlihat mulai berdampak memperlambat laju perekonomian AS.
"Apabila inflasi AS memang semakin landai, peluang pemangkasan suku bunga the Fed pada September dan Desember mendatang makin besar. Ini akan mendorong penguatan kurs rupiah," pungkas Reny.
Tadi malam, Ketua the Fed Jerome Powell menyebut bank sentral AS akan membuat keputusan suku bunga ketika dan pada saat diperlukan. "Tujuan kami adalah membuat keputusan ketika dan saat diperlukan, berdasarkan data-data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko, dan tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain, termasuk faktor politik," kata Powell dalam sidang di hadapan Komite Layanan Keuangan DPR, Rabu malam (10/7).
Powell, selama dua hari komentarnya di hadapan komite Senat dan DPR, mengindikasikan bahwa The Fed semakin mendekati keputusan pemangkasan suku bunga. Namun Powell juga menegaskan bahwa dia belum siap untuk menyatakan bahwa inflasi telah teratasi.
Powell dan pejabat Fed lainnya mengatakan mereka tidak akan memangkas suku bunga hingga mereka memperoleh keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi kembali ke target bank sentral sebesar 2% setelah lonjakan tajam selama pandemi
"Saya memiliki keyakinan akan hal itu. Tetapi saya belum siap untuk mengatakannya. Namun, data terkini menggembirakan. Ada jalan untuk kembali ke stabilitas harga penuh sambil menjaga tingkat pengangguran tetap rendah. Kami sedang melakukannya. Kami sangat fokus untuk tetap berada di jalur itu," tegas Powell.
(Adhitya)

Sumber : admin
An error occurred.