Sejumlah Sentimen Negatif Berkelindan, Rupiah Melemah di Penutupan Awal Pekan
Monday, July 15, 2024       15:45 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah ditutup melemah terhadap dolar di awal pekan, akibat dampak negatif peristiwa penembakan terhadap kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump pada Sabtu (13/7) di Pennsylvania.
Mengutip data Bloomberg pada Senin (15/7) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp16.170 per dolar AS, posisi tersebut melemah 33 poin atau 0,20% jika dibandingkan akhir perdagangan Jumat sore (12/7) kemarin di level Rp16.137 per dolar AS.
Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa indeks dolar AS menguat hari ini. "Greenback mendapat peningkatan permintaan setelah terjadi penembakan pada rapat umum Trump di Pennsylvania, di mana mantan Presiden Donal Trump tertembak di telinganya," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, sore ini.
Trump sekarang akan hadir di konvensi Partai Republik tahun 2024 akhir pekan ini. Ia kemungkinan besar akan dicalonkan sebagai kandidat terdepan partai tersebut untuk pemilihan presiden.
Para analis mengatakan bahwa penembakan tersebut meningkatkan peluangnya untuk menang atas Joe Biden. "Sebuah skenario yang pada akhirnya dapat menguntungkan dolar, mengingat Trump telah mengisyaratkan niatnya untuk memberlakukan kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis," ujar Ibrahim.
Di Asia, perekonomian China tumbuh kurang dari yang diperkirakan sebesar 4,7% pada kuartal II 2024, menurut data produk domestik bruto (PDB). Angka tersebut meningkatkan kekhawatiran atas melambatnya pemulihan ekonomi di China.
"Terutama ketika negara tersebut bergulat dengan melambatnya belanja konsumen," tambah Ibrahim.
Selain itu, yen telah menguat tajam terhadap dolar akhir pekan lalu, memicu spekulasi mengenai apakah tindakan tersebut disebabkan oleh intervensi pemerintah atau karena berkurangnya taruhan terhadap yen. Yen juga pulih dari level terlemahnya dalam 38 tahun. Meskipun terjadi pemulihan baru-baru ini, yen masih mengalami penurunan tajam terhadap dolar selama dua tahun terakhir.
Di dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia mencatatkan surplus pada Juni 2024. Surplus neraca perdagangan barang pada Juni 2024 mencapai USD2,39 miliar, atau turun USD0,54 miliar bila dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 2,92 miliar.
Mengecilnya surplus neraca perdagangan Indonesia juga menjadi sentimen negatif yang ikut menekan rupiah. "Walaupun neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 50 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," pungkas Ibrahim.(Adhitya)

Sumber : admin