Rupiah Ditutup Menguat, Ditopang Sentimen Positif Data Inflasi AS dan RI
Monday, July 01, 2024       15:49 WIB

Ipotnews - Inflasi PCE Amerika Serikat bulan Mei 2024 mulai melandai disertai data inflasi Indonesia bulan Juni 2024 yang juga melandai, berhasil membuat kurs rupiah menguat terhadap dolar di awal Juli.
Mengutip data Bloomberg pada Senin (1/7) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp16.321 per dolar AS, menguat 54 poin atau 0,33% dibandingkan akhir perdagangan Jumat sore (28/6) di level Rp16.375 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa indeks dolar AS melemah hari ini. Data menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS, ukuran inflasi pilihan The Fed, tidak berubah pada bulan lalu, dan mengikuti kenaikan 0,3% yang tidak direvisi pada bulan April, menurut data menunjukkan.
"Dalam 12 bulan terakhir hingga Mei, indeks harga PCE meningkat 2,6%, melandai dibandingkan 2,7% di bulan April," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, sore ini.
Menyusul data inflasi, dana berjangka Fed sedikit meningkatkan kemungkinan pelonggaran pada bulan September menjadi sekitar 67%, dari sekitar 65% pada akhir Kamis, menurut perhitungan LSEG . "Pasar juga memperkirakan antara satu atau dua kali penurunan suku bunga acuan the Fed, sebesar 25 - 50 bps pada akhir tahun ini," tambah Ibrahim.
Ketua Fed Jerome Powell akan menyampaikan pidatonya pada hari Selasa besok. Selain itu, risalah pertemuan The Fed bulan Juni akan dirilis pada hari Rabu mendatang. "Pelaku pasar juga menunggu data nonfarm payrolls AS untuk bulan Juni yang akan dirilis pada hari Jumat," jelas Ibrahim.
Selain data ekonomi, pelaku pasar juga fokus pada politik AS. Kandidat presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, melontarkan rentetan serangan palsu terhadap Presiden Joe Biden dalam debat kampanye pertama mereka di Atlanta, dengan dolar menguat karena Biden beberapa kali tersandung kata-katanya pada awal debat. Perdebatan tersebut meningkatkan kemungkinan Trump menjadi presiden dan penerapan tarif impor.
Di dalam negeri, tingkat inflasi Indonesia pada Juni 2024 mencapai 2,51% YoY. Pada Juni 2024 terjadi deflasi 0,08% atau terjadi penurunan IHK jadi 106,28 pada juni 2024. Deflasi ini terjadi dua bulan secara berurutan.
Ini menjadi sentimen positif yang membantu penguatan kurs rupiah pada awal bulan Juli. Sebagai pengingat, tingkat inflasi Indonesia pada Mei 2024 mencapai 2,84% YoY. Nilai ini lebih rendah dibandingkan posisi April sebesar 3%. Saat itu terjadi deflasi 0,03% pada Mei 2024 secara bulanan.
"Presiden Joko Widodo mengapresiasi kinerja dan sinergitas antara Bank Indonesia bersama Pemerintah Pusat dan Daerah di dalam Tim Pengendalian Inflasi di Tingkat Pusat dan Daerah ( TPIP /TPID) untuk mengendalikan inflasi, sehingga inflasi terkendali pada sasaran 2,5 + 1 persen sesuai target yang ditetapkan di tahun 2024," pungkas Ibrahim.(Adhitya)

Sumber : admin