Pasar Khawatirkan Perlambatan Permintaan Amerika, Minyak Tertekan
Thursday, June 27, 2024       14:02 WIB

Ipotnews - Harga minyak melemah, Kamis, karena lonjakan stok minyak AS memicu kegelisahan tentang lambatnya permintaan dari konsumen minyak terbesar dunia itu, meski penurunannya dibatasi oleh kekhawatiran potensi perluasan perang di Gaza yang dapat mengganggu pasokan Timur Tengah.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 9 sen, atau 0,11%, menjadi USD85,16 per barel, pada pukul 13.44 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Kamis (27/6).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, berkurang 12 sen, atau 0,15%, menjadi USD80,78 per barel.
Kedua tolok ukur tersebut ditutup sedikit lebih tinggi pada sesi Rabu.
"Lonjakan persediaan minyak mentah dan bensin di Amerika membebani pasar karena kekhawatiran melemahnya permintaan," kata Tsuyoshi Ueno, ekonom NLI Research Institute.
"Tetapi pasar berada dalam situasi tarik-menarik, didukung prospek eskalasi pertempuran antara Israel dan Hizbullah dapat menghambat pasokan," tambahnya.
Badan Informasi Energi (EIA) Amerika melaporkan lonjakan stok minyak mentah sebesar 3,6 juta barel pada pekan lalu, mengejutkan para analis yang disurvei  Reuters , yang memperkirakan penurunan stok minyak mentah 2,9 juta barel.
Stok bensin Amerika juga melesat 2,7 juta barel, dibandingkan ekspektasi analis yang memperkirakan penurunan 1 juta barel.
Pasokan produk bensin kendaraan bermotor, yang mewakili permintaan, turun sekitar 417.000 barel per hari, pekan lalu, menjadi 8,97 juta barel per hari. Rata-rata permintaan dalam empat minggu sekitar 2% di bawah tingkat tahun lalu.
"Kami yakin kenaikan pasar dibatasi oleh lemahnya permintaan bensin di Amerika meskipun puncak driving season musim panas sudah dimulai," kata Emril Jamil, analis LSEG Oil Research.
Margin bensin, tercermin dari crack spread antara bensin dengan Brent dan WTI, cenderung lebih rendah setelah mencapai puncaknya pada Maret di kisaran USD30 per barel, ungkap Jamil.
"Pelemahan ini semakin diperburuk oleh lesunya permintaan minyak solar baik di Eropa maupun Amerika, dengan margin yang menurun sejak Agustus lalu," papar dia.
Sementara itu, kekhawatiran akan meluasnya perang Gaza ke Lebanon membatasi penurunan harga.
Di Timur Tengah, ketegangan lintas batas antara Israel dan Hizbullah Lebanon meningkat dalam beberapa pekan terakhir, memicu kekhawatiran akan perang besar-besaran Israel-Hizbullah yang dapat menarik kekuatan regional lainnya, termasuk produsen minyak utama Iran.
Presiden Turki, Tayyip Erdogan, mengatakan negaranya berdiri dalam solidaritas dengan Lebanon dan meminta dukungan negara-negara kawasan.
Pasukan Israel menggempur beberapa daerah di Gaza, Rabu, dan penduduk melaporkan pertempuran sengit semalam di Rafah, di selatan daerah kantong Palestina tersebut. (ef)

Sumber : Admin