Momentum Perdagangan di Pasar Global Meningkat setelah Penembakan Trump
Monday, July 15, 2024       14:43 WIB

Ipotnews - Pasar keuangan dunia dibuka kembali dengan momentum perdagangan yang menigkat, setelah upaya pembunuhan Donald Trump yang gagal.
Rangkaian ekspektasi - berdasarkan antisipasi bahwa kembalinya Partai Republik ke Gedung Putih akan mengantarkan pada pemotongan pajak, tarif yang lebih tinggi, dan peraturan yang lebih longgar - telah mendapatkan tempat sejak kinerja buruk Presiden Joe Biden dalam debat calon presiden AS bulan lalu.
Momentumperdagangan diperkirakan akan semakin kuat, dengan meningkatnya dukungan dan simpati kepada Trump pasca insiden penembakan Sabtu lalu.
Laman Bloomberg melaporkan, obligasi pemerintah AS turun saat perdagangan dimulai pada Senin (15/7). Obligasi jangka panjang berkinerja buruk karena antisipasi kebijakan fiskal dan perdagangan Trump yang akan memicu inflasi.
Dolar menguat terhadap sebagian besar mata uang utama, Bitcoin naik di atas USD60.000, sementara kontrak berjangka pada Indeks S&P 500 untuk bulan September naik 0,2%.
"Bagi kami, berita tersebut memperkuat bahwa Trump berada di posisi terdepan," kata Mark McCormick, kepala global strategi valuta asing dan  emerging market  di Toronto Dominion Bank. "Kami tetap optimis terhadap dolar AS untuk paruh kedua dan awal 2025," imbuhnya seperti dikutip Bloomberg.
Tentu saja masih banyak ruang untuk terjadinya kejutan dengan hampir empat bulan tersisa dalam kampanye pilpres AS. Munculnya kekerasan politik dapat memperdalam kekhawatiran tentang ketidakstabilan di AS dan mendorong investor ke aset  safe haven , yang berpotensi membayangi sebagian posisi pasar yang telah terjadi menjelang pemilihan.
Selain itu, beberapa investor mungkin ingin membukukan keuntungan lebih awal atau berhati-hati untuk masuk lebih dalam ke posisi yang sudah ramai. "Risiko politik bersifat biner dan sulit untuk dilakukan lindung nilai. Ketidakpastian tinggi karena persaingan yang ketat," kata Priya Misra, manajer portofolio di JPMorgan Investment Management.
"Kejadian ini menambah volatilitas. Saya pikir hal ini semakin meningkatkan peluang kemenangan Partai Republik," kata Misra. Ia menambahkan bahwa hal itu "dapat memberikan tekanan yang lebih tajam pada kurva," yang melibatkan pembelian obligasi dengan jatuh tempo yang lebih pendek, dan penjualan obligasi dengan jangka waktu yang lebih panjang.
Kesenjangan antara sudat utang AS dua dan 10 tahun melebar tiga basis poin menjadi minus 24 basis poin, yang merupakan yang terbesar sejak Januari.
Meskipun para pedagang umumnya tidak memperkirakan upaya pembunuhan Trump akan menggagalkan pergerakan indeks di bursa saham dalam jangka panjang, kenaikan dalam perubahan harga jangka pendek akan mungkin terjadi. Pasar telah bersaing dengan spekulasi bahwa valuasi telah menjadi terlalu tinggi, mengingat lonjakan saham kecerdasan buatan dan risiko yang ditimbulkan oleh suku bunga yang tinggiserta ketidakpastian politik.
Namun, para investor juga telah mengantisipasi bahwa saham bank, perawatan kesehatan, dan industri minyak akan diuntungkan dari kemenangan Trump. "Serangan itu akan meningkatkan volatilitas," kata David Mazza, CEO di Roundhill Investments. Ia memprediksi investor akan mencari aman dan sementara akan bermigrasi ke saham defensif seperti perusahaan berkapitalisasi besar.
Mazza menambahkan, hal itu "juga menambah dukungan untuk saham yang berkinerja baik dalam kurva imbal hasil yang semakin curam, terutama keuangan."
Reaksi tersebut menggemakan apa yang terlihat setelah debat presiden pertama pada akhir Juni, ketika kinerja Biden yang lemah dianggap sebagai pemicu peluang kemenangan Trump.
Menurut Michael Purves, CEO dan pendiri Tallbacken Capital Advisors, meskipun pedagang obligasi telah memperkirakan setidaknya dua penurunan suku bunga pada tahun 2024, peningkatan besar dalam peluang Trump untuk menang dapat mendorong Federal Reserve untuk menahan suku bunga lebih lama.
"Kebijakan yang dinyatakan Trump - setidaknya sekarang - lebih inflasioner daripada Biden," tulisnya, "dan kami pikir The Fed ingin mengumpulkan kekuatan sebanyak mungkin." (Bloomberg)


Sumber : admin